Oleh Azwan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah سبحانه وتعالى yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tak terhingga kepada kita. Nikmat dan anugerah paling besar yang diberikan oleh Allah adalah nikmat hidayah dan nikmat iman. Sangatlah beruntung orang yang mendapatkan kedua nikmat tersebut, sebaliknya sangatlah merugi bagi mereka yang tidak mendapatkannya atau menyia-nyiakannya.
Kita selalu merasakan nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah meski kita tidak menyadarinya, ada banyak nikmat yang sering kita lupakan, bahkan nikmat dan anugerah tersebut merupakan salah satu yang terbesar, yaitu waktu dan kesehatan.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang." (HR. Al Bukhari 6412)
Inilah nikmat yang sering dilupakan oleh sebagian umat muslim, sehingga kadang menyia-nyiakan kedua nikmat ini, bahkan menggunakannya ke hal yang negatif. Ini disebabkan kurangnya iman didalam hati dan mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya, sehingga menjerumuskan kepada maksiat dan dosa.
1. Nikmat Kesehatan
Mungkin (sebagian) orang yang sehat, nikmat ini tidak terlalu mereka rasakan atau mereka nikmati, karena mereka sudah menganggap nikmat ini hal biasa sehingga kadang mereka lupakan. Bahkan sebagian besar umat Islam, tidak menggunakan nikmat ini ke dalam hal beribadah kepada Allah, namun justru bermaksiat dan dosa. Mereka lupa bahwa yang memberikan nikmat kesehatan adalah Allah سبحانه وتعالى. Mereka tidak mensyukurinya dengan banyak-banyak melakukan ibadah dan berzikir kepada Allah.
Namun tatkala nikmat ini hilang (berganti sakit), maka barulah mereka menyadari keberadaan nikmat ini, bahwa betapa berharganya nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah. Mereka yang dulu yang tidak mensyukuri nikmat kesehatan, maka saat dia merasakan sakit, dia hanya menginginkan kesembuhan dan cepat melalui penderitaannya tersebut. Bahkan ada orang yang rela membayar berapa pun nominalnya, asalkan dia bisa sembuh.
Kenapa mereka (orang sakit) rela membayar mahal untuk menebus rasa sakitnya? Karena mereka (yang sakit) sangat menyadari bahwa tanpa nikmat kesehatan , mereka tidak bisa beraktivitas dengan normal, diakibatkan fisik mereka melemah, persendian serta otot-otot yang dulunya kuat menopang tubuhnya kini tidak bisa digerakkan dengan baik, sehingga berapa pun biaya yang harus dikeluarkan untuk itu, mereka akan melakukannya, bahkan jika harus berutang sekalipun.
Nah, masihkah kita tidak mensyukuri nikmat ini? Atau mau menunggu sakit baru ingin mensyukurinya? Mensyukurinya dengan banyak beribadah, tanda bahwa nikmat ini diberikan oleh Allah, sehingga kita tidak menggunakannya dengan maksiat. Kenapa sebagian umat muslim melupakan nikmat ini, karena mereka lupa dengan Rabb-nya.
2. Nikmat Waktu Luang
Nikmat yang satu ini juga tidak kalah besar dan berharga dengan nikmat kesehatan. Bahkan sama berharganya, mungkin itu salah satu alasan Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyandingkan kedua nikmat tersebut kedalam haditsnya. Wallahu A'lam.
Waktu luang, siapa yang tidak menginginkannya? Semua orang pasti menginginkan nikmat yang satu ini. Seberapa sibuk pun mereka, pasti akan meluangkan sedikit waktunya untuk beristirahat atau melakukan aktivitas lain diluar aktivitas rutinnya. Namun (mungkin terkadang) sebagian umat muslim melupakan nikmat ini, mereka menyia-nyiakan waktu yang diberikan kepadanya.
Sebagai contoh, sibuk dengan perkara dunia, atau mirisnya sibuk dengan mengumpulkan maksiat dan dosa, hingga semua waktunya dihabiskan untuk itu. Tidak sedikitpun dia menyiapkan waktunya perkara Akhirat, sehingga waktunya habis hanya untuk sesuatu yang fana dan terlaknat. Padahal akhirat jauh lebih berharga untuk menggunakan waktu luang kita ketimbang menggunakannya untuk urusan dunia.
Islam tidak melarang untuk mengurus dunia kita, bahkan Islam melarang jika kita juga terus menerus mengurus perkara akhirat dan menelantarkan dunia. Namun jangan sampai kita lalai dan lupa bahwa kita hidup didunia tidaklah lama. Dunia bukanlah tujuan kita. Jangan sampai waktu kita hanya dunia, dunia, dan dunia, sehingga lupa menyiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan yang sangat panjang dari kehidupan dunia, yaitu Akhirat.
Ada kutipan yang beredar, yang sebenarnya ini sangat fatal. Bunyinya kira-kira seperti ini, "Urus duniamu, jangan lupa akhiratmu". Ini merupakan kaidah yang fatal bagi umat Islam. Karena yang seharusnya adalah kebalikannya, "Urus akhiratmu, jangan lupa duniamu". Kenapa? Karena tujuan kita adalah akhirat, bukan dunia. Jika akhirat sekedar jangan dilupa, maka umat Islam akan jauh dari agama karena menganggap dunia lebih penting ketimbang akhirat. Padahal dunia ini terlaknat disisi Allah.
Inilah nikmat yang sering dilupakan oleh sebagian umat muslim, sehingga kadang menyia-nyiakan kedua nikmat ini, bahkan menggunakannya ke hal yang negatif. Ini disebabkan kurangnya iman didalam hati dan mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya, sehingga menjerumuskan kepada maksiat dan dosa.
1. Nikmat Kesehatan
Mungkin (sebagian) orang yang sehat, nikmat ini tidak terlalu mereka rasakan atau mereka nikmati, karena mereka sudah menganggap nikmat ini hal biasa sehingga kadang mereka lupakan. Bahkan sebagian besar umat Islam, tidak menggunakan nikmat ini ke dalam hal beribadah kepada Allah, namun justru bermaksiat dan dosa. Mereka lupa bahwa yang memberikan nikmat kesehatan adalah Allah سبحانه وتعالى. Mereka tidak mensyukurinya dengan banyak-banyak melakukan ibadah dan berzikir kepada Allah.
Namun tatkala nikmat ini hilang (berganti sakit), maka barulah mereka menyadari keberadaan nikmat ini, bahwa betapa berharganya nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah. Mereka yang dulu yang tidak mensyukuri nikmat kesehatan, maka saat dia merasakan sakit, dia hanya menginginkan kesembuhan dan cepat melalui penderitaannya tersebut. Bahkan ada orang yang rela membayar berapa pun nominalnya, asalkan dia bisa sembuh.
Kenapa mereka (orang sakit) rela membayar mahal untuk menebus rasa sakitnya? Karena mereka (yang sakit) sangat menyadari bahwa tanpa nikmat kesehatan , mereka tidak bisa beraktivitas dengan normal, diakibatkan fisik mereka melemah, persendian serta otot-otot yang dulunya kuat menopang tubuhnya kini tidak bisa digerakkan dengan baik, sehingga berapa pun biaya yang harus dikeluarkan untuk itu, mereka akan melakukannya, bahkan jika harus berutang sekalipun.
Nah, masihkah kita tidak mensyukuri nikmat ini? Atau mau menunggu sakit baru ingin mensyukurinya? Mensyukurinya dengan banyak beribadah, tanda bahwa nikmat ini diberikan oleh Allah, sehingga kita tidak menggunakannya dengan maksiat. Kenapa sebagian umat muslim melupakan nikmat ini, karena mereka lupa dengan Rabb-nya.
2. Nikmat Waktu Luang
Nikmat yang satu ini juga tidak kalah besar dan berharga dengan nikmat kesehatan. Bahkan sama berharganya, mungkin itu salah satu alasan Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyandingkan kedua nikmat tersebut kedalam haditsnya. Wallahu A'lam.
Waktu luang, siapa yang tidak menginginkannya? Semua orang pasti menginginkan nikmat yang satu ini. Seberapa sibuk pun mereka, pasti akan meluangkan sedikit waktunya untuk beristirahat atau melakukan aktivitas lain diluar aktivitas rutinnya. Namun (mungkin terkadang) sebagian umat muslim melupakan nikmat ini, mereka menyia-nyiakan waktu yang diberikan kepadanya.
Sebagai contoh, sibuk dengan perkara dunia, atau mirisnya sibuk dengan mengumpulkan maksiat dan dosa, hingga semua waktunya dihabiskan untuk itu. Tidak sedikitpun dia menyiapkan waktunya perkara Akhirat, sehingga waktunya habis hanya untuk sesuatu yang fana dan terlaknat. Padahal akhirat jauh lebih berharga untuk menggunakan waktu luang kita ketimbang menggunakannya untuk urusan dunia.
Islam tidak melarang untuk mengurus dunia kita, bahkan Islam melarang jika kita juga terus menerus mengurus perkara akhirat dan menelantarkan dunia. Namun jangan sampai kita lalai dan lupa bahwa kita hidup didunia tidaklah lama. Dunia bukanlah tujuan kita. Jangan sampai waktu kita hanya dunia, dunia, dan dunia, sehingga lupa menyiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan yang sangat panjang dari kehidupan dunia, yaitu Akhirat.
Ada kutipan yang beredar, yang sebenarnya ini sangat fatal. Bunyinya kira-kira seperti ini, "Urus duniamu, jangan lupa akhiratmu". Ini merupakan kaidah yang fatal bagi umat Islam. Karena yang seharusnya adalah kebalikannya, "Urus akhiratmu, jangan lupa duniamu". Kenapa? Karena tujuan kita adalah akhirat, bukan dunia. Jika akhirat sekedar jangan dilupa, maka umat Islam akan jauh dari agama karena menganggap dunia lebih penting ketimbang akhirat. Padahal dunia ini terlaknat disisi Allah.
سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Abu Hurairah berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: " Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang alim atau orang yang belajar." (HR. At Tirmidzi 2244)
Maka, luangkanlah waktu kita sebaik-baiknya untuk akhirat, jangan banyak mengurus dunia yang tidak akan kita bawa mati, seperti memperkaya diri, membeli fasilitas yang tidak kita butuhkan, mengumpulkan harta atau uang dengan berlebihan, sibuk dengan urusan politik yang tidak ada faedah didalamnya karena kebanyakan dusta dan pembohongan publik, atau perkara-perkara lain yang melalaikan kita mengingat Allah.
Yang pasti, jangan sampai kita melupakan kedua nikmat ini sehingga kelak membuat kita menyesal. Beruntung jika menyesalinya didunia, bagaimana jika penyesalan itu baru dirasakan diakhirat? Akan sia-sia. Penyesalan diakhirat tidak berguna lagi. Banyak umat manusia yang baru menyesal ketika mereka sudah berada dalam neraka.
Maka, luangkanlah waktu kita sebaik-baiknya untuk akhirat, jangan banyak mengurus dunia yang tidak akan kita bawa mati, seperti memperkaya diri, membeli fasilitas yang tidak kita butuhkan, mengumpulkan harta atau uang dengan berlebihan, sibuk dengan urusan politik yang tidak ada faedah didalamnya karena kebanyakan dusta dan pembohongan publik, atau perkara-perkara lain yang melalaikan kita mengingat Allah.
Yang pasti, jangan sampai kita melupakan kedua nikmat ini sehingga kelak membuat kita menyesal. Beruntung jika menyesalinya didunia, bagaimana jika penyesalan itu baru dirasakan diakhirat? Akan sia-sia. Penyesalan diakhirat tidak berguna lagi. Banyak umat manusia yang baru menyesal ketika mereka sudah berada dalam neraka.
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوْهُهُمْ فِى النَّارِ يَقُوْلُوْنَ يٰلَيْتَـنَاۤ اَطَعْنَا اللّٰهَ وَاَطَعْنَا الرَّسُوْلَا
"Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 66)
Wallahu A'lam
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 66)
Wallahu A'lam
Belum ada tanggapan untuk "Nikmat Besar yang Dilupakan"
Posting Komentar
Syukran atas kunjungannya, jazakumullahu khair.
• Berkomentarlah dengan baik, sopan dan hindari debat kusir.
• Silahkan memberi kritikan dan saran yang membangun.