Berkah Hidup, Kita Sendiri Yang Menentukan

Salam, Kembali lagi Catatan Ummat menyapa anda semua. Di pagi yang cerah dan penuh berkah ini, izinkan Catatan Ummat menulis beberapa bait kalimat sebagai pembuka hari. Dan kami doakan semoga kita semua diberkahi Allah pagi ini.

Berbicara mengenai keberkahan, itu tergantung pribadi masing-masing dalam menjalani hidupnya. Bagaimana ia melangkahkan kaki menuju apa yang diridhai oleh Allah, dan menjauhi segala apa yang bisa membuatnya binasa. Karena ketaqwaan kita, yang mengundang berkah bahkan rahmat Allah kepada kita.

Banyak orang yang menginginkan keberkahan, namun ia melakukan sesuatu yang malah membuat keberkahan itu jauh dari hidupnya.  Berbagai keburukan ia lakukan dalam hidupnya, kebohongan, menyebar fitnah, dan keburukan-keburukan yang lain yang tidak disadarinya. Akhirnya keberkahan hidup yang ia cita-citakan tidak dirasakannya sebab berbagai maksiat yang menjadi penghalang berkah itu.

Atau ia lalai dalam melaksanakan perintah dan kewajibannya sebagai seorang muslim dan hamba Allah, seperti sholat yang masih senin-kamis itu pun karena rasa terpaksa, durhaka kepada orang tua, dan lalai mengingat Allah. Itu semua menjadi penghalang datangnya keberkahan dalam hidup.

Sejatinya keberkahan terhalang karena berbagai maksiat dan dosa yang dilakukan, apakah maksiat berupa melanggar larangan-Nya atau maksiat yang berupa meninggalkan perintah-Nya. Semua itu bisa menjadi tembok yang kokoh yang menghalangi hidup seseorang jauh dari keberkahan.

Karena berkah itu datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala, jika kita sering bermaksiat kepada-Nya, sekecil apa pun itu pasti akan menjadi penghalang besar. Karena setiap dosa tetaplah buruk dan sesuatu yang harus kita jauhi. Jangan menganggap remeh dosa sebab itu bisa menjadi faktor hilangnya berkah dalam hidup.

Jadi, berkah hidup itu kita sendiri yang menentukan, apakah kita ingin hidup kita penuh berkah atau tidak. Jika ya, maka kita wajib bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, taat dengan segala aturannya, baik perintah-Nya atau pun larangan-Nya. Kita harus menerima ketetapan-Nya dengan ikhlas dan hati yang lapang, mensyukuri segala anugerahnya dan tidak kufur nikmat. Selalu mengingat-Nya dan meangagungkan nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia.

Atau kita malah tidak ingin hidup kita berkah? Tapi saya pikir tidak ada yang tidak mau hidupnya berkah, semua menginginkan keberkahan dalam hidupnya. Hanya saja mungkin ketidaktahuannya dan minimnya ilmu agama sehingga ia masih sering bermaksiat, masih melakukan berbagai keburukan, sehingga hidupnya bukannya berkah malah sempit dan menyesakkan.

Maka dari itu, semua berawal dari kita sendiri, gerakkan diri dan hati kita untuk mempelajari ilmu agama, selama nikmat Allah masih tercurahkan berupa waktu dan kesempatan, jangan kita sia-siakan. Sebab jika itu sudah tertutup, tamatlah riwayat kita. Dan selama hati kita masih memiliki secercah harapan untuk menuntut ilmu, sebab jika Allah mengambilnya kita tidak akan pernah bisa mempelajari ilmu sekali pun waktu masih ada. Karena jika hati kita sudah tertutup, hanya kehendak Allah yang bisa menentukan.

So, segera mempelajari ilmu agama, hadirlah diberbagai kajian ilmu atau mendengarkan lewat radio, televisi atau handphone. Sekarang tidak ada alasan untuk tidak mengkaji ilmu. Tinggal kita sendiri yang mau atau tidak. Ingat, keberkahan hidup kita sendiri yang menentukan.

Wallahu A'lam

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Berkah Hidup, Kita Sendiri Yang Menentukan"

Posting Komentar

Syukran atas kunjungannya, jazakumullahu khair.
• Berkomentarlah dengan baik, sopan dan hindari debat kusir.
• Silahkan memberi kritikan dan saran yang membangun.