Oleh Azwan
Akhir-akhir ini teknologi semakin berkembang dan akan terus berkembang. Teknologi saat ini sudah menjadi kebutuhan primer yang semua orang harus memilikinya, contoh kecil adalah smartphone. Benda pipih yang satu ini seakan hal yang wajib dimiliki setiap orang tanpa melihat kalangannya. Entah anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua. Tentu dengan tujuan agar semakin mempermudah aktivitas sehari-hari. Smartphone memang memiliki fitur yang komplet, mulai dari urusan rumah tangga, pekerjaan hingga keagamaan semua terkumpul di smartphone dalam bentuk Aplikasi.
Berbicara mengenai aplikasi dan fitur smartphone, yang menjadi penilaian penting saat ini untuk membeli smartphone adalah kualitas kameranya. Bagi wanita itu adalah hal yang urgen, mengingat bahwa kaum wanita (saat ini) sangat hobi dengan yang namanya Selfi. Apa-apa yang dilakukan tentu akan didokumentasikan melalui jepretan kamera, sehingga memenuhi file di smartphone-nya dengan foto-foto.
Tidak hanya diam disitu, setelah melakukan aksi selfi, salah satu hal yang wajib lainnya bagi wanita (jaman now) adalah men-share atau meng-upload fotonya di akun jejaring sosialnya, seperti Instagram, Facebook dan lainnya. Tujuannya apa? Untuk mengumbar dirinya dan untuk dilihat aksinya. Tidak ada tujuan lain kan selain itu?
Yang menjadi permasalahan besar disini bagi kaum wanita adalah, mereka memajang foto mereka dijejaring sosial media sehingga banyak yang melihatnya yang sebenarnya bukan mahramnya (baca: laki-laki). Terlebih lagi banyak yang tidak memakai hijab (baca: kerudung) dan memperlihatkan auratnya, hal ini tentu sangatlah dilarang dalam agama Islam. Karena akan menimbulkan fitnah dan bahaya bagi kehormatan seorang wanita.
Seorang wanita seharusnya menjaga dirinya dan tidak mengumbar dirinya (baca: auratnya) yang bisa menimbulkan fitnah, karena wanita itu sendiri sudah merupakan fitnah bagi laki-laki.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda: "Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." HR. Al Bukhari 5096
Bukan malah melakukan aksi selfi kemudian men-share-nya ke media sosial dan kemudian dilihat oleh kaum Adam. Untuk laki-laki yang mampu menundukkan pandangan itu tidak jadi masalah, namun sebagian besar laki-laki tidak demikian.
Seorang wanita itu haruslah menjaga kehormatan dirinya, salah satunya dengan tidak melakukan aksi selfi. Jika melakukan selfi dan memajangnya di media sosial, itu sudah menjatuhkan kehormatannya dengan membiarkan laki-laki yang bukan mahram melihat dirinya yang tidak berhijab, bahkan berhijab sekalipun tidak boleh.
Kenapa demikian? Sebab Islam itu menyuruh wanita untuk berhijab, bukan hanya dalam artian memakai kain kerudung diseluruh tubuhnya, namun dalam artian menjaga dirinya (baca: menghijabkan dirinya) dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Karena setiap wanita dilihat oleh laki-laki, dalam artian wanita mengumbar dirinya (baca: auratnya) tentu akan menjadi ladang dosa bagi wanita.
Laki-laki memang disuruh untuk menundukkan pandangan, namun bantulah laki-laki menundukkan pandangan dengan tidak memajang foto-foto di media sosial. Jangan menjadi wanita murahan yang siapa saja bisa melihat auratmu (baca: dirimu), jadilah wanita yang memiliki nilai tinggi, yang hanya suamimu kelak yang hanya bisa melihat auratmu.
Ingat, dengan kalian mengumbar diri kalian diberbagai jejaring sosial, dengan itu kalian juga sedang mengumpulkan dosa. Semakin banyak laki-laki yang melihat auratmu, semakin bertambah pulalah dosamu. Hingga ketika kalian meninggal, sedang foto-foto kalian masih bertebaran diakun media sosial kalian, maka itu akan menjadi ladang dosa jariyah yang tidak akan terputus sampai hari kiamat.
Wallahu A'lam
Belum ada tanggapan untuk "Foto/Selfi: Sumber Dosa Jariyah Bagi Wanita"
Posting Komentar
Syukran atas kunjungannya, jazakumullahu khair.
• Berkomentarlah dengan baik, sopan dan hindari debat kusir.
• Silahkan memberi kritikan dan saran yang membangun.