Sebagian orang (muslim) memang kadang aneh, disaat ada yang diperintahkan sesuatu entah perkara ibadah atau muamalah, mereka malah abaikan dan meremehkan seakan itu bukanlah hal yang urgen, namun disaat mereka tidak diperintahkan mereka malah getol melaksanakannya dengan berbagai dalih yang mereka sampaikan, hingga mengeluarkan pendapat yang tidak berlandaskan pada Nash untuk membenarkan apa yang mereka kerjakan. Beginilah jika memelihara jahil murakkab, hawa nafsulah yang didahulukan.
Seperti Isra' Mi'raj, ini peristiwa yang sangat mulia, dimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم diperjalankan oleh Allah سبحانه وتعالى dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Baitul Maqdis (Palestina), kemudian naik ke Sidratul Muntaha, langit ketujuh guna menerima syariat yaitu perintah Shalat.
Peristiwa ini memang menjadi sejarah yang sangat agung dan mulia bagi umat Islam, namun bukan berarti dengan kemuliaan itu kita seenaknya membuat suatu perkara dalam agama tanpa Nash. Sebagaimana yang terjadi di negeri ini, sebagian kaum muslimin melakukan perayaan Isra' Mi'raj yang sebenarnya tidak diperintahkan (baca: tidak disyariatkan). Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
"Siapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada perintahnya maka perkara itu tertolak". [HR. Bukhari 2697 dan Muslim 1718]
Mereka melakukan perkara didalam agama (baca: ibadah) yang tertolak, sebab Allah dan RasulNya tidak memerintahkan hal itu. Kita tidak bisa berdalih hanya karena niat baik, tapi juga harus sesuai dengan apa yang disyariatkan. Jika tidak, maka bisa dipastikan itu adalah perkara bid'ah (perkara diada-adakan dalam agama, pent). Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
"Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setaip bid'ah adalah sesat." [HR. Abu Daud 4607]
Dimana letak keanehan yang saya maksud? Sebagaimana yang saya sebutkan diawal, bahwa yang diperintahkan diremehkan sedang yang tidak diperintahkan malah dikerjakan. Isra' Mi'raj adalah perjalanan nabi guna menerima syariat shalat, nah anehnya sebagian muslim di negeri ini malah banyak yang meremehkan shalat, sedangkan perayaan Isra' Mi'raj yang tidak jelas siapa yang memerintahkan malah dikerjakan.
Saya bukan ingin men-judged (menghakimi) orang yang melakukan perayaan bid'ah, namun saya ingin sampaikan bahwa dalam Islam, jika kita melakukan sebuah amalan agama terlebih dalam perkara ibadah, harus jelas dalilnya, shahih atau tidak. Karena jangan sampai kita termasuk orang yang dimaksud nabi didalam hadits diatas.
Dan agama ini telah sempurna, semua Allah telah sampaikan melalui lisan RasulNya, yang mendekatkan diri ke surga dan menjauhkan diri dari neraka. Tidak perlu lagi kita membuat perkara-perkara yang tidak disyariatkan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَابَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِبُ مِنَْ الْجَنَّة وَيْبَاعِدُ مِنَ النَّار إِلَّا وَقَْد بِيْنَ لَكُم
"Tidaklah tersisa sesuatu pun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian." [HR. Ath-Thabrani, shahih dalam Al Mu'jami Al Kabir]
Kita tinggal menjalankan apa yang disyariatkan tanpa merubah, tanpa menambah dan tanpa mengurangi apa yang telah disampaikan oleh Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Jangan mengedit syariat, cukup copy paste.
والله اعلم بصواب
Dari sahabatmu, yang mencintaimu karena Allah.
A, (Sang fakir ilmu)
Belum ada tanggapan untuk "Antara Syariat dan Bid'ah: Fenomena Perayaan Isra' Mi'raj"
Posting Komentar
Syukran atas kunjungannya, jazakumullahu khair.
• Berkomentarlah dengan baik, sopan dan hindari debat kusir.
• Silahkan memberi kritikan dan saran yang membangun.