Oleh Azwan
Berkata Ibnu Mas’ud berikut, sebagaimana dikutip Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad hal. 346, “Sungguh, kalian ini berada pada zaman yang banyak ulamanya dan sedikit penceramahnya. Sedangkan zaman setelah kalian adalah zaman yang banyak penceramahnya dan sedikit ulamanya.” [Sumber: Muslim.or.id]
Perkataan Ibnu Mas'ud رضي الله عنه itu benar adanya ketika melihat zaman kita sekarang. Dahulu Ulama' sangat banyak tersebar dimana-mana, dan yang berceramah sangatlah sedikit. Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi saat ini. Hari ini, penceramah sangat banyak tersebar namun Ulama' (Baca: Orang Berilmu) sangat sedikit. Kita bisa menghitung jari jumlah Ulama' saat ini, sangatlah sedikit.
Dulunya, seorang yang bisa menjadi Ulama' atau Ustadz, adalah orang yang memang betul-betul yang Faqih (paham) dalam agama. Tidak sembarang orang yang bisa menjadi seorang 'alim Ulama'. Namun anehnya sekarang, siapa saja bisa menjadi ustadz dan berceramah di mimbar-mimbar, meski ilmu yang dimilikinya sangatlah sedikit bahkan tidak ada.
Saat ini sangat leluasa seseorang mengadakan kajian-kajian keislaman, padahal didalamnya hanya berisi syubhat-syubhat dan kekeliruan, yang hanya akan mengantarkan umat pada kesesatan. Bahkan seseorang itu sangatlah awam dalam persoalan agama dan baru saja hijrah dari kehidupan masa lalunya (Baca: masa sesatnya), namun dengan mudahnya mereka menjadi ustadz dan penceramah. Yang dimana seharusnya mereka menuntut ilmu karena mereka adalah orang awam, namun justru mereka menjadi ustadz. Ini salah satu sebabnya banyak syubhat yang tersebar, sebab orang yang menyampaikan ilmu agama dan orang yang dijadikan guru agama adalah orang awam (baca: bodoh), dan mereka belum Faqih (baca: tidak paham) dengan apa yang disampaikannya (baca: ilmu agama).
Sangat berbeda jauh zaman dulu, pada zaman ketiga generasi terbaik umat ini, yaitu zaman sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in. Zaman mereka, tidak sembarang menjadikan seseorang dijadikan guru atau Ulama'. Hanya orang yang sudah betul-betul mumpuni di bidangnya, dan orang sudah cukup lama menuntut ilmu yang Haq. Namun sekarang siapa saja bisa dijadikan guru atau ustadz, meski mereka baru berhijrah dan menuntut ilmu baru beberapa bulan.
Belum lagi bid'ah yang mereka (baca: ustadz karbitan) sebarkan kepada umat yang awam, yang membuat umat ini semakin tersesat, sebab ia juga tersesat dengan pemahaman yang menyimpang. Mereka belum mengenal Manhaj dan Aqidah yang Haq, namun seenak jidatnya berceramah kesana-kemari tanpa ilmu. Kata Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas dalam ceramahnya, minimal sepuluh tahun menuntut ilmu jika ingin menjadi seorang ustadz, bahkan harus lebih dari itu.
Dengan munculnya ustadz-ustadz karbitan, tentu ini bisa menjadi penghalang dakwah yang haq, sebab mereka juga melontarkan fitnah-fitnah keji terhadap dakwah Salafiyyah, mereka adalah pentolannya para ahli bid'ah yang sering menyebarkan kedustaan dan membodohi umat demi mencari popularitas. Ya, kebanyakan ustadz karbitan membodohi umat demi mencari pengikut yang banyak, dan dengan sangat bodohnya banyak umat ini yang mengikutinya.
Tentu ini tidak bisa dibiarkan, karena semakin dibiarkan maka merekapun semakin menyebarkan penyimpangan dan syubhat-syubhat mereka kepada orang awam. Banyak ustadz-ustadz Salaf yang memperingatkan akan kesesatan mereka dan mentahdzir mereka, agar mereka yang mengaku ustadz dijauhi dan tidak dijadikan guru agama. Ini tentu demi kebaikan umat agar tidak berada dalam kesesatan.
Wallahu A'lam
Belum ada tanggapan untuk "Ulama'/Penceramah/Ustadz: Dulu dan Sekarang"
Posting Komentar
Syukran atas kunjungannya, jazakumullahu khair.
• Berkomentarlah dengan baik, sopan dan hindari debat kusir.
• Silahkan memberi kritikan dan saran yang membangun.